• Posted by : Unknown Minggu, 10 Januari 2016

    1.302 Anak di Sampang Putus Sekolah

    Liputan6.com, Sampang - Berdasarkan data Dinas Pendidikan Sampang, hingga 2015 tercatat 1.302 anak di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur putus sekolah.
    "Jumlah angka putus sekolah ini dari berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari tingkat SD hingga SMA dan yang sederajat," kata Kabid Kurikulum Dinas Pendidikan Sampang Arief Budiansor di Sampang, Kamis (10/12/2015) seperti dilansir Antara.

    Menurut dia, mayoritas anak putus sekolah berasal dari tingkat sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah. Tercatat sebanyak 657 siswa putus sekolah pada tingkat itu.

    Sementara pada tingkat SMP/MTs ada 500 siswa yang tidak dapat melanjutkan sekolah. Sisanya, ada di tingkat SMA/SMK dan MA sebanyak 145 siswa.

    Dia menjelaskan, sebagian besar anak putus sekolah bukan karena biaya pendidikan yang mahal.
    Ada faktor lain yang lebih menonjol di kabupaten ini, seperti menikah di usia dini.

    Ada pula yang memilih untuk merantau. Mereka mengikuti orangtuanya di luar Madura, seperti Kalimantan, Jakarta atau ke Surabaya. Bahkan ada yang ikut orangtuanya bekerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

    Umumnya siswa yang putus sekolah itu berasal dari wilayah pedesaan dan lembaga pendidikan yang ada di bawah naungan yayasan atau pesantren.

    "Kalau di wilayah kota, hampir tidak ada anak putus sekolah. Kalaupun ada, karena faktor ekonomi. Tapi itu dulu. Sekarang kan sudah ada dana bantuan operasional sekolah," ujar Budiansor.

    Untuk menekan banyaknya pelajar yang putus sekolah, Disdik Sampang berupaya mendirikan sekolah unit baru di masing-masing kecamatan. Pemkab juga mengaktifkan program pendidikan kejar paket.

    Selain itu, Disdik terus memberikan pemahaman kepada para orangtua siswa akan pentingnya menuntaskan pendidikan. Ini merupakan bekal hidup setelah bermasyarakat.

    Berdasarkan data BPS pada 2013, rata-rata nasional angka putus sekolah usia 7-12 tahun mencapai 0,67 persen atau 182.773 anak; usia 13-15 tahun sebanyak 2,21 persen atau 209.976 anak; dan usia 16-18 tahun mencapai 3,14 persen atau 223.676 anak.

    Provinsi Jawa Timur tercatat sebagai provinsi dengan anak putus sekolah terbanyak, yakni mencapai 35.546 anak. Sedangkan kabupaten/kota terbanyak anak putus sekolah ialah di Kabupaten Sampang.

    2,9 Juta Guru Ikut Uji Kompetensi Tahun Ini

    By
    Liputan6.com, Yogyakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyebutkan, 2,9 juta guru telah mengikuti uji kompetensi guru (UKG) 2015. Dia menegaskan, uji kompetensi dibutuhkan demi meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

    Untuk itu, pemerintah menyediakan testing center di setiap kabupaten agar para guru bisa meningkatkan kompetensinya secara berkala.

    "Di setiap kabupaten sudah ada. Sudah ada sekolah-sekolah yang menjadi testing center dan LPMP (lembaga penjamin mutu pendidikan) kita juga jadi tempat ujian," ujar Anies di Kampus Janabadra, Yogyakarta, Kamis (3 Desember 2015).

    Anies berharap, para guru mau menggunakan hasil ujian itu sebagai alat bercermin guru tentang kompetensinya. Berdasarkan hasil ujian itu, ia meminta agar para guru meningkatkan kualitas mengajarnya. Ia meyakini proses tersebut akan semakin menggairahkan kegiatan belajar mengajar.



    "Tentu orang tua mau anaknya dididik orang-orang kompeten. Guru-guru pasti juga mau (menyatakan) kami adalah orang kompeten. Diharapkan alat untuk bercermin dan tahu di mana alat-alat yang harus dikembangkan dari gurunya," ujar Anies.

    UKG 2015 berlangsung pada 9-27 November 2015. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menganggarkan Rp 261 miliar untuk ujian itu.

    UKG dilaksanakan dengan dua cara, yaitu dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring). Hanya 36 dari 520 kabupaten/kota yang tidak melaksanakan UKG secara luring.

    Kemdikbud menyiapkan 200 paket soal untuk 200 mata pelajaran program keahlian. Waktu pelaksanaan berlangsung selama 120 menit dengan bentuk soal pilihan ganda sejumlah 60-100 soal. Usai UKG, Kemdikbud akan melangsungkan pendidikan dan pelatihan bagi guru.

    Ada 4 kemampuan yang harus dimiliki seorang guru yakni pedagogik, profesional, sosial, dan pribadi. Standar minimum UKG tahun ini 5,5. Pada 2009, nilai standar UKG minimal mencapai 8.

    Mendikbud: Pendidikan Harus Ajarkan Peduli Lingkungan

    Liputan6.com, Yogyakarta - Kualitas lingkungan hidup memengaruhi tingkat pendidikan suatu negara dan sebaliknya. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menegaskan lingkungan ialah hal mendasar dalam hidup yang berkaitan dengan pendidikan suatu negara.

    Anies menyebut konflik yang terjadi di Suriah dan Afrika sebagai contoh nyata atas dampak dari pengelolaan sumber daya yang tidak benar. Akibat hal itu, proses pendidikan di kedua negara terganggu.

    "Pengelolaan tidak selalu dijalankan secara benar. Konflik berkepanjangan seperti di Afrika itu justru sumbernya karena lingkungan hidup. Faktor lingkungan menjadi sangat mendasar. Presiden ungkapkan hal yang sama saat pidato perubahan iklim di Paris," kata Anies dalam National Academic Meeting Pendidikan Hijau: Peluang dan Tantangan di Universitas Janabadra, Yogyakarta, Kamis, 3 Desember 2015.
    Anies mengatakan masalah lingkungan kini menjadi masalah global. Berkaca pada pandangan Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara, Anies menyatakan sistem pendidikan tidak boleh hanya berfokus di lingkungan sekolah. Pendidikan justru harus menyertakan lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar sebagai bagian sistem pendidikan.
    "Ki Hadjar sudah mencontohkan cara mendidik yang juga sudah dilakukan banyak negara dan terbukti sukses. Bahkan, buku itu sudah ditulis sejak 80 tahun lalu," ungkap Anies.

    Berangkat dari kesadaran itu, sejumlah 3 universitas dan 5 lembaga swadaya masyarakat (LSM) mendirikan Konsorsium Hijau. Konsorsium mengemban kampanye gerakan hijau di Indonesia. Ketua Konsorsium Hijau Maryatmo menyatakan kampanye itu penting seiring dengan kerusakan lingkungan yang semakin merajalela.

    Dia menyatakan perlu adanya perubahan pola pikir masyarakat tentang pengelolaan lingkungan yang harus dimulai dari sekolah tingkat dasar. Jika konsisten dilakukan, perubahan paradigma bisa terjadi dan diteruskan ke generasi selanjutnya.

    "Paradigma yang baru yang diperjuangkan manusia dan lingkungan nerupakan satu kesatuan. Manusia tidak bisa sejahtera tanpa didukung lingkungan. Gerakan paling efektif adalah paradigma atau cara berpikir saat anak-anak kita masih di sekolah dasar," ujar Maryatmo.

    Semangat Generasi Muda RI untuk Sekolah Mulai Pudar

    Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menyatakan pendidikan merupakan kunci bagi sebuah negara untuk mengentaskan kemiskinan. Sayangnya, semangat generasi muda Indonesia untuk mengecap pendidikan mulai terkikis sehingga hal tersebut bisa menjadi ancaman bagi bangsa ini dalam mewujudkan cita-cita besarnya.

    Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Sofyan Djalil mengatakan, salah satu tujuan atau sasaran penting dalam mandat seluruh negara terhadap pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan atau Suistanable Development Goals (SDGs) adalah pendidikan yang berkualitas.

    "Dari 17 target sasaran SDGs, menurut saya yang paling penting quality of education. Pendidikan menjadi lampu aladin yang mengangkat dan mengentaskan orang dari kemiskinan, terutama dari pendidikan yang berkualitas," tegasnya saat Workshop Indonesia Menuju SDGs di kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (10/11/2015).

    Namun melihat faktanya, kata Sofyan, pemerintah dan seluruh pihak harus memikirkan kualitas pendidikan di Negara ini. Pasalnya, ia mengaku ironi dengan memudarnya semangat para generasi muda, terutama anak-anak Indonesia untuk bersekolah.

    "Saya termasuk orang yang khawatir dengan pendidikan kita. Anak-anak sudah tidak semangat lagi, tidak punya spirit lagi. Juga kurang kreatif, padahal di tahun-tahun mendatang, kreatifitas menjadi kunci penting bagi kemajuan bangsa Indonesia maupun diri mereka sendiri," jelas mantan Menko Bidang Perekonomian itu.

    Indonesia, diakuinya, merupakan salah satu negara yang berkomitmen mengimplementasikan program pembangunan berkelanjutan untuk mencapai 17 target sasaran yang telah ditetapkan dari hasil pertemuan The United Nations Conference on Suistanable Development (UNSCD) yang diselenggarakan di Rio de Jeneiro pada Juni 20https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4378021748052213464#editor/target=post;postID=161760850361151479112.

    "Kita harus melaksanakan SDGs, meskipun belum tentu semua bisa dicapai oleh masyarakat dunia, tapi memang mesti dilaksanakan. Jadi sangat penting bekerjasama dengan berbagai elemen masyarakat, akademisi, parlemen dan lainnya bukan cuma pemerintah," tegas Sofyan.

    Menurutnya, ini merupakan tantangan besar bagi seluruh umat manusia. Sebanyak 17 target ini, dinilai Sofyan sebuah sasaran yang ambisius, namun bermanfaat besar bagi manusia. "Kalau bisa dicapai (target), maka dunia ini akan menjadi better place to live," terang Sofyan.

    Untuk diketahui, pada 25 September lalu, sebanyak 193 pemimpin dunia terasuk Indonesia yang dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla membuat komitmen terhadap 17 sasaran global untuk mencapai 3 isu paling penting agar dapat diakhiri pada 2030.

    Sebanyak 3 isu paling krusial ini, antara lain, pertama, mengakhiri kemiskinan yang ekstrem. Kedua, melawan ketidaksetaraan dan ketidakadilan, serta terakhir, menanggulangi perubahan iklim. (Fik/Gdn)

    62 Juta Anak Perempuan Tak Sekolah

    Liputan6.com, New York- Pendidikan merupakan dasar dari kehidupan yang lebih baik. Tapi faktanya, tak semua orang bisa mendapatkan pendidikan, dan sekitar 62 juta anak perempuan di dunia tidak bersekolah.
    Demi mewujudkan anak-anak perempuan bisa bersekolah, sebuah kampanye internasional digagas Michelle Obama.


    "Ketika ada 62 juta anak perempuan di dunia tidak bersekolah, merupakan hal yang tragis karena membuang potensi manusia. Ini juga merupakan tantangan serius ke depannya mulai dari kesehatan masyarakat, hambatan perekonomian nasional dan kesejahteraan global, hingga ancaman keamanan global di seluruh dunia," tulis Michelle Obama dalam artikel di The Wall Street Journal dikutip Selasa (6/10/2015).
    Dalam tulisannya, Michelle mengungkapkan lewat pendidikan bisa membuat anak perempuan tak menikah dini. Hal ini membuat tingkat kematian ibu lebih rendah. Lalu, anak perempuan yang mampu mengenyam pendidikan mampu meningkatkan ekonomi negara tersebut.
    "Pendidikan juga bisa jadi alat ampuh bagi perempuan untuk melawan ekstremisme dan kekerasan," tulis Michelle.

    Cek Kepribadian Anda Berdasarkan PIlihan Jurusan Kuliah

    Liputan6.com, Jakarta Anda kuliah jurusan apa? Ingatlah, memilih jurusan saat kuliah itu merupakan salah satu keputusan hidup yang penting. Keputusan ini akan memengaruhi pendidikan, karir, dan jalan hidup di masa depan.
    Untuk memilihnya, Anda perlu memikirkan banyak hal. Pilihan itu sendiri mencerminkan jenis pekerjaan yang nantinya Anda nikmati, jenis pekerjaan yang Anda ingin lakukan, dan cara Anda melihat diri Anda.
    Ternyata, antara pilihan jurusan dan kepribadian orang itu saling berhubungan. Berikut beberapa ciri-ciri kepribadian berdasarkan pilihan jurusan seperti dikutip Bustle, Minggu (13/9/2015):
    Jurusan Pendidikan
    Anda peduli dengan membantu orang untuk belajar, Anda suka membantu siswa memecahkan konsep yang sulit, dan Anda juga senang mendekorasi papan buletin.
    Anda cenderung ceria, membuat beberapa orang berasumsi Anda lemah, tapi mereka segera belajar bahwa Anda memiliki kemampuan yang baik sebagai guru di masa depan.

    { 1 komentar... read them below or add one }

    1. QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
      -KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
      Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
      Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
      1 user ID sudah bisa bermain 7 Permainan.
      • BandarQ
      • AduQ
      • Capsa
      • Domino99
      • Poker
      • Bandarpoker.
      • Sakong
      Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
      Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
      customer service kami yang profesional dan ramah.
      NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
      Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
      Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
      • WA: +62 813 8217 0873
      • BB : D60E4A61

      BalasHapus

  • - Copyright © DEWIINDRASARI - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -